Saturday, March 2, 2013

Sepatu buatan anak muda Bandung sampai ke Afrika Selatan


Sepatu buatan anak muda Bandung sampai ke Afrika Selatan

















Tak terbayangkan, dari hasil beasiswa Rp 1,5 juta yang diperoleh dari kampusnya, Agit Bambang Suswanto berhasil melambungkan bisnisnya hingga mampu meraup omzet Rp Rp 180 juta per bulan.
Bagi Agit, dunia bisnis bukan hanya sekadar menambah isi dompetnya. Sejak duduk di Sekolah Menengah Atas, Agit sudah berkecimpung dengan memulai bisnis kecil-kecilan. Mulai dari menjual stiker, baju distro, jasa foto dan bahkan sampai jual nutrisi pelangsing pada teman teman dekatnya.
Sebagai penyuka sepatu impor yang harganya selangit, pria kelahiran tahun 1989 ini, mulai berpikir membuat sepatu merek sendiri yang mempunyai desain dan kualitas tinggi, namun dengan harga friendly. Dia berambisi bersaing dengan merek sepatu luar negeri. Konsep urban boot dan casual shoes menjadi pilihannya.
"Ide ini saya saya ambil karena di forum online belum ada merek sepatu lokal yang menawarkan konsep ini," ujarnya.
Berkat kedekatannya dengan berbagai komunitas, ide dan desain sepatu terus berkembang walaupun saat berdiri hanya mengandalkan pola kerja dan desain secara tradisional. Tidak hanya dari teman dekatnya, dia harus mencari referensi seperti artikel dan video di internet dan survei ke beberapa sentra industri sepatu di pulau jawa seperti Cibaduyut dan Magetan untuk belajar proses produksi sepatu handmade.
"Saya tidak punya pengalaman dalam membuat sepatu," katanya.
Bukan hal yang mudah untuk mendapatkan desain bagus dan laku dijual di pasar domestik. Baginya, bisnis yang mengandalkan kreativitas ini masih sangat menjanjikan terutama dengan kampanye pemerintah yang mendukung pengembangan produk lokal meski persaingan di industri sejenis semakin ketat.
Ini menjadi tantangan agar menghadirkan produk sepatu yang lebih inovatif dan punya karakter kuat. "Diferensiasi produk harus dikembangkan sehingga pasar menjadi semakin luas," ucapnya.
Saat ini, mahasiswa Manajemen Widyatama, Bandung ini telah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Dia mempekerjakan sedikitnya 12 orang karyawan dari awalnya hanya 2 orang di bagian produksi.
Setelah dua tahun berjalan, produksi sepatunya yang bermerek AMBLE ini terus mengalami lonjakan penjualan setelah dilakukan pemasaran lewat online. Sepatu yang ciamik ini telah memiliki mitra untuk distribusi di beberapa store di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Balikpapan, Bahkan ke luar negeri. Banyak pesanan datang dari Singapura, Belanda, Jerman, Singapura, Malaysia dan Afrika Selatan.
Untuk memperkenalkan sekaligus memikat perhatian sepatu kalangan anak muda yang suka gaul, AMBLE mengikat kerja sama dengan beberapa publik figur terutama artis seperti Endah n Rhesa, Zeke Khaseli, Angsa dan Serigala, penyanyi Andien, Ernest Cokelat, Higin GARASI sebagai brand ambassador.
Jerih payahnya saat ini tidak sia-siap. Berbekal produk lokal, usaha kreatifnya mendapat tawaran untuk mengikuti Singapore Fashion Week dan Hongkong Fashion Week sebagai salah satu brand sepatu dari Indonesia.
Salah satu trik agar pelanggannya tidak lari, Mahasiswa angkatan tahun 2007 ini, selalu melakukan komunikasi di dunia maya sebagai forum silaturahmi dengan di forum fashion dan sneakers sebagai sarana berkomunikasi dengan konsumen dan pemerhati sepatu dan fashion.
"Saya menggaet beberapa komunitas sebagai sarana promosi dan positioning agar banyak kalangan menjadi loyal terhadap produk AMBLE," katanya.
[noe]
sumber:
http://www.merdeka.com

1 comment:

Anonymous said...

Keren bgt bisa nyampe ke Afrika. Sukses terus ya!
Btw, mampir ke website www.safetyshoes.co.id :)