Wednesday, March 16, 2016

Hubungan Antara Pengukuran, Penilaian,& Evaluasi

 Pengukuran berarti kegiatan yang dilakukan untuk mengukur sesuatu. Sehingga istilah mengukur dapat diartikan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu  (Sudijono, 2011). Sehingga dapat kita simpulkan bahwa pengukuran lebih bersifat kuantitaif.

  • Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
  • Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.
Istilah “penilaian” berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai memiliki arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegangan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya (Sudijono, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilain bersifat kualitatif.
Sedangkan istilah “evaluasi” merupakan kegiatan mengukur dan menilai (Arikunto, 2009). Evaluasi dapat juga diartikan penafsiran atau interpretasi yang sering bersumber dari data kuantitatif (Sudijono, 2011). Tetapi Prof. Dr. Masroen, M.A (dalam Sudijono, 2011) mengemukakan bahwa tidak semua penafsiran itu bersumber dari keterangan-keterangan yang bersifat kuantitatif. Sebagai contoh misalnya keterangan-keterangan mengenai hal-hal yang disukai siswa, pengalaman-pengalaman masa lalu, dan lain-lain, yang kesemuanya itu bersifat kualitatif. Menurut Gronlund (dalam Djaali,2008) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.


Sehingga keterkaitan antara ketiga istilah diatas adalah dalam evaluasi mencakup kegiatan mengukur dan menilai, dua kegiatan tersebut dilalui sebelum mengambil keputusan terhadap sesuatu. Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.

Sejarah Tambora Sesi 5

Tuesday, March 15, 2016

APAKAH NASIB BISA DIUBAH ?

17. Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.  ( QS. Al-Azhab 33:17 )
51. Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.“
( QS. At-Taubah 9:51 )
22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
( QS. Al Hadid 57:22 )
Ayat ayat di dalam Al Qur’an yang tersebut di atas banyak dijadikan alasan bahwa takdir, nasib jelek yang menimpa kita adalah suratan takdir dan tidak bisa dirubah, tapi dengan izin Allah maka nasib jelek atau takdir jelek yang telah digariskan kita bisa dirubah dengan doa, dan juga disertai kerja keras yang terus menerus. Sebagaimana yang disebutkan di dalam beberapa hadits dan juga di dalam beberapa ayat Al Qur’an.
Insyaa Allah “Nasib bisa dirubah”,  siapa yang bisa merubah nasib ? Tentu saja hanya Allah. Allah mungkin telah memutuskan nasib jelek pada kita tetapi Allah juga punya kuasa penuh untuk merubah nasib kita.
“Doa kita bisa merubah nasib kita, dan kebaikan dapat memperpanjang umur kita. (HR. Ath-Thahawi)
Hanya orang orang yang berprasangka baik pada Allah  yang akan berdoa secara ikhlas.
60. Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”.     ( QS. Al Mu’min 40 : 60 )
“Tidak ada hamba yg berdoa pada Allah kecuali dikabulkan dalam 3 cara :1. Dikabulkan seperti yg kita inginkan, 2. Dikabulkan untuk mengganti nasib yg jelek, dan 3.disimpan untuk hari akhir, ” (HR. Ath-Thabrani )
16. Sesungguhnya Allah sangat pemalu, dermawan, dan Maha Pengasih. Allah malu melihat hambanya mengangkat kedua tanganya memohon pada Allah dan membiarkan tanpa hasil dan kecewa. (HR. Al Hakim)
286. Allah tidak akan membebani kamu kecuali sebatas kemampuan yang ada.
( QS. Al Baqarah  2 : 286 )
“Allah tidak akan pernah merubah kondisi kita, hingga kita merubah apa apa yang ada dalam diri kita”. ( QS.An Anfaal 8 : 53 )
Nasib kita tidak akan pernah jauh lebih baik kecuali kita focus dan kerja keras, berdoa, dan yakin akan kekuasaan Allah.
Ada sebuah philosophy yang sangat sederhana dari orang orang yang sukses secara materi dan  juga sukses secara spiritual yaitu “ DUWIT SAJUTA” yang apabila kita cermati akan sangat bermanfaat bagi orang orang yang ingin sukses dan ingin merubah nasib.  DUWIT – Doa, Usaha, Waktu, Ikhtiar, Tekad  sedangkan SAJUTA – Sabar, Jujur, Tawakal.
Secara detail orang yang telah berhasil atau sukses secara materi dan spiritual akan selalu berdoa, berusaha keras, memerlukan waktu dan menghargai waktu, juga berikhtiar dan bertekad untuk menggapai mimpi mimpi mereka dan juga selalu bersabar, jujur, dan juga tawakal.
Seberapa keras usaha mereka tetapi Allah baru memberikan sedikit maka mereka selalu bersabar dan tawakal untuk menerima tetapi tetap selalu berusaha dan bekerja keras untuk menggapai impianya.
" Kebangkalah kemampuanmu hingga Tuhanpun berkonsultasi menurunkan takdirnya kepadamu ". Muhammad Iqbal . Kalau dalam kitab sucinya “ Allah tidak akan merubah nasib kaum sebelum kaum itu sendiri merubahanya” Gambar diambil dari http://www.tripadvisor.co.uk/LocationPhotoDirectLink-g190932-d2405905-i50392544-Takdir-Whitley_Bay_Tyne_and_Wear_England.html Selalu saja ada perbedaan pemahaman penafsiaran tentang nasib dan takdir, ada yang bilang nasib bisa dirubah dan takdir tidak bisa dirubah.  Sudahlah sipen saja pengetahuan dan keaykinan ini , karena saya akan menyampaikan sesuai judul diatas bahwa nasib bisa dirubah dan takdirpun bisa dirubah. Jadi nasib dan takdir itu bisa dirubah. Nah siapa yang bisa merubah nasib dan takdir ini? Siapa yang menulisnya? Siapa pula yang mentukannya? Iya Allahlah yang kuasa merubahnya.  Jadi sekali lagi nasib dan takdir bisa dirubah jika Allah berkehendak merubahnya. Bagi yang biasa membaca surat yasin hal ini bukanlah hal yang mengagetkan dan baru , sebab dalam ayat 80 disana berisi tentang pertanyaan bisakah Allah membuat Allah lagi dan Allah jawab bisa. Allah jika berkendak cukuplah berkata jadilah maka jadilah ia. Nah makanya untuk merubah takdir dan nasib kita tentunya juga perlu ilmu dan juga strategi juga pastinya taktik. Lalu bagaimana caranya? Gampang tinggal berdoa saja.  Tapi tentunya adalah kita harus masuk kedalam golongan orang yang bertaqwa. Karena jika kita masuk golongan orang yang bertaqwa maka akan diberi jalan keluar  yang tidak disangka –sangka.  Karena amal kebebaikan manusia itu akan dibalas dengan kebaikan pula oleh Tuhan , baik dia kafir atau beriman. Inilah perbedaannya kalau dia kafir pastinya amal kebiakknya akan segera diberikan kontan di dunia sedangkan diakherat tidak punya sedikitpun amal kebaikan, berbeda dengan orang beriman balasan kebaikannya biasanya sedkit saja diberikandi dunia tapi kalau keburukannya akan ddisegerakan didunia. Sedangkan kebaikannya akan diberikan diakherat. Jadi dengan wasilah amal kebaikan dan kemudaian berdoa adalah cara yang ampuh untuk merubah takdir dan nasib kita. Juga perlu kita sikapi semua akan bernilai ibadaah jika kita niatkan untuk ibadah. Bekerja dan menfkahi keluarga jika kita niatkan unutk ibadah maka 8 jam kita beribadah, berubungan badan dengan istri jika kita niatain buat ibadah maka itun menjadi ibadah, beitupun jika kita kuliah atau sekolah jika diniatkan unutk ibadah maka jadi amal kebaikan.  Tapi tentunya sholat tetap akan jadi ibadah no1 yang akan menjadi tiang agama dan amal pertama yang dihisab. Selamat merubah takdir dan nasib Anda dengan tetap bekrja dan berkarya yang dinitakan untuk ibadah dan berdoalah kepada Tuhan karena berdoa adalah hak hambaNya dan pengakuan diri sebagai hambda bukan cuman sarana buat mendapatkan hajat tapi berdoa juga adalah alat komunikasi kita dengan Tuhan kita.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/alcireboni/takdir-nasib-itu-bisa-diubah_552fcc826ea8347e408b45d8

Refer
mtaufikhz
http://www.kompasiana.com/